BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pada terima pesan
yang berfungsi membangkitkan motivasi belajar mengulang apa yang memberikan
balikan dengan segera dan menggalakkan latihan yang serasi. Melalui media
proses pembelajaran bisa lebih menarik dan menyenangkan (joyfull learning),
misalnyan siswa yang memiliki ketertarikan terhadap warna maka dapat diberikan
media dengan warna menarik.
Dewasa ini
media perencanan pembelajaran sangat penting dalam suatu pendidikan, sebagai
suatu peranan dalam media perencanaan pembelajaran dapat membantu pendidik
dalam kegiatan belajar mengajar dan juga membantu pendidik untuk mempermudah
guru dalam menjelaskan kepada murid saat kegiatan belajar belajar berlangsung.
B. Tujuan
Penulis menyusun makalah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan baru
kepada pembaca tentang “Perencanaan Media Pembelajaran”. Agar kita sebagai
calon pendidik mengetahui tentang aspek-aspek dalam perencanaan pembelajaran
dan membuat naskah media pembelajaran.
C. Manfaat
Dengan adanya penulisan makalah ini penulis berharap agar pembaca
mengetahui tentang :
1. Aspek-aspek dalam perencanaan media pembelajaran
2. Menjelaskan setiap aspek dalam perencanaan media
pembelajaran
3. Dapat membuat naskah media pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
SISTEMATIKA
PERENCANAAN MEDIA
A. Hakikat Perencanaan Media
Dilihat dari pengadaannya media dapat langsung digunakan, begitu juga media
yang sifatnya alamiah yang tersedia dilingkungan sekolah juga termasuk yang
dapat langsung digunakan. Selain itu juga, kita juga dapat membuat media
sendiri sesuai dengan kebutuhan. Maka dari itu diperlukan adanya perencanaan,
jika kita memiliki media dengan cara membeli yang sudah ada, kegiatan
perencanaan media tidak terlalu banyak dilakukan, cukup kita membuat
berdasarkan kebutuhan, dalam hal ini diperlukan analisis terhadap berbagai
aspek, sehingga sesuai dengan kebutuhan.
Bila kita membuat program media pembelajaran kita diharapkan dapat
melakukannya dengan persiapan dan perencanaan yang teliti. Dalam membuat
perencanaan itu ada beberapa pertanyaan yang perlu kita jawab. Pertama kita
perlu bertanya mengapa kita ingin membuat program media itu? Apakah pembuatan
media tersebut ada kaitannya dengan kegiatan pembelajaran tertentu untuk
mencapai tujuan tertentu pula? Untuk siapakah program media tersebut kita buat?
Untuk orang dewasakah, anan-anak, mahasiswa, siswa Sekolah Dasar ataukah
masyarakat pada umumnya? Apabila kita sudah mengetahui sasaran kita, maa kita
harus mengetahui bagaimana karakteristik siswa tersebut? Apakah media yang kita
gunakan memang diperlukan oleh mereka atau tidak? Kita juga memikirkan materi
apa yang perlu disajikan melalui media itu supaya pada diri siswa terjadi
perubahan perilaku yang nyata dan sesuai yang diharapkan.
B. Langkah-langkah Perencanaan Media
Secara umum
dapat diperinci langkah-langkah perencanaan media sebagai berikut:
1) Identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa.
2) Perumusan tujuan instruksional(instructional
objective).
3) Perumusan butir-butir materi yang terperinci.
4) Mengembangkan alat keberhasilan.
5) Merumuskan instrumen tes dan revisi
Penjelasan:
1. Identifikasi Kebutuhan dan Karakteristik siswa
Sebuah perencanaan didasarkan atas kebutuhan (need), apakah kebutuhan itu?
Salah satu indikator adanya kebutuhan karena didalamnya terdapat kesenjangan
(gap). Kesenjangan adalah adanya ketidaksesuaian antara apa yang seharusnya
atau apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi. Dalam pembelajaran yang
dimaksud dengan kebutuhan adalah adanya kesenjangan antara kemampuan,
keterampilan, dan sikap siswa yang kita inginkan dengan kemampuan,
keterampilan,dan sikap siswa yang mereka miliki sekarang. Jika yang kita
inginkan siswa menguasai 1500 kosa kata bahasa inggris, sedangkan siswa hanya
menguasai 800 kata, maka terjadi kesenjangan 700 kata lagi. Dalam hal ini
dibutuhkan sebuah pembelajaran bagaimana meningkatkan kemampuan penguasaan kosa
kata sehingga sampai pada taget 1500 kata.
Contoh lain misalnya pada siswa SD, mereka diharapkan memiliki keterampilan
dalam membaca, menlis, dan berhitung. Ternyata dalam kenyataannya mereka baru
dapat membaca saja, sehinnga kebutuhannya adalah bagaimana supaya mereka bisa
menulis an berhitung. Begitu halnya jika siswa diharapkan memiliki kemampuan
untuk menjumlahkan, mengalikan dan membagi, namun ternyata mereka baru saja
bisa menjumlahkan saja. Dengan demikian kebutuhannya adalah meningkatkan
kemampuan mengalikan dan membagikan. Tidak hanya kemampuan dan keterampilan,
pada aspek sikap juga sering terjadi kesenjangan yang mendorong kebutuhan.
Misalnya siswa SD diharapkan sudah mampu berperilaku hidup sehat dengan rajin
menggosok gigi, membuang sampah pada tempatnya, mandi dua kali sehari, selalu
berpakaian rapi dan tida jajan sembarangan. Namun dalam kenyataannya tidak
sesuai dengan harapan, dengan demikian terjadi kebutuhan bagaimana meningkatkan
sikap siswa untuk hidup bersih.
Adanya kebutuhan, seyogyanya menjadi dasar dan pijakan dalam membuat media
pembelajaran, sebab dengan dorongan kebutuhan inilah media dapat berfungsi
dengan baik. Misalnya dalam pembelajaran bahasa inggris pada umumnya siswa
merasa kesulitan untuk membuat kalimat bahasa inggris ditambah perasaan malu
dan takut untuk berbicara. Guru yang kreatif dapat menciptakan sebuah media.
Kesesuaian media dengan siswa menjadi dasar pertimbangan utama, sebab
hampir tidak ada satu media yang dapat memenuhi semua tingkatan usia, dalam hal
ini Barbara B. Seeles (1994:98) mengatakan bahwa diperlukan informasi tentang
gaya belajar siswa atau learning style. Beberapa learning style
yang dapat diidentifikasi dari siswa adalah (1) Tactile/Kines thetic.
Para siswa memperoleh hasil belajar optimal apabila disibukkan denga suatu
aktivitas. Mereka tidak ingin hanya membaca tetapi ikut terlibat langsung melakukan
sendiri. (2) isual/perceptual. Para siswa memperoleh hasil belajar yang
optimal dengan penglihatan. Demonstrasi ini dari papan tulis, diagram, grafik,
dan tabel, adalah semua alat yang berharga untuk mereka pelajar tipe visual
selalu ingin melihat gambar, diagram, flow chart, time line, film, dan
demonstrasi. (3) Auditory. Pelajar menyukai informasi dengan format
bahasa lisan. Hasil belajar diperoleh melalui mendengarkan ceramah kuliah dan
mengambil bagian pada diskusi kelompok. (4) Aktif Versus Reflektif Aktif:
pelajar cenderung untuk mempertahankan dan memahami informasi yang terbaik apa
dengan melakukan sesuatu secara aktif dengan mendiskusikan pada orang lain. (5)
Reflektif: pelajar suka memikirkan sesuatu dengan tenang “Mari kita
fikirkan terlebih dulu” adalah tanggapan pelajar yang reflektif. (6) Seqwential
Versus Global Seqwential: Pelajar menyukaiuntuk berproses step-by-step,
terhadap suatu cara dan hasil akhir yang sempurna. (7) Global: Pelajar
menyukai suatu ikhtisar atau “gambaran besar” dari apa yang mereka akan lakukan
sebelum menuju pembelajaran dengan proses yang kompleks.
Kebutuhan aan media dapat didasarkan atas tuntutan kurikulum. Siswa kelas
enam SD pada akhir tahun diharapkan memiliki sejumlah kemampuan, keterampilan
dan sikap yang telah dirumuskan dalam kurikulum. Pada awal tahun ajaran
tentulah guru menghadapi kesenjangan untuk mencapai target kuriulum sehingga
pada akhir tahun kemampuan itu sudah dapat dimiliki siswa.
Media yang
digunakan siswa, haruslah relevan dengan kemampuan yang dimiliki siswa.
Misalnya seorang siswa yang ingin belajar ucapan dan percakapan dalam bahasa
inggris melalui kaset audio, hanya akan dapat mengikutinya jika siswa tersebut
telah memiliki emampuan awal berupa penguasaan kosa kata dan dapat menyusun kalimat
sederhana. Jika ita tidak memperhatikan kemampuan tersebut ketika diberikan
medi tersebut siswa akan mengalami kesulitan. Dalam hal ini perlu diperhatikan
bahwa program yang terlalu mudah akan membosankan bagi siswa dan sedikit sekali
manfaatnya bagi siswa karena siswa tidak memperoleh tambahan kemampuan yang
sebenarnya. Sebaliknya program media yang terlalu sulit akan membuat siswa
frustasi. Kemampuan dan keterampilan yang seharusnya dimiliki oleh siswa tidak
dapat terpenuhi dan terserap dengan baik, sehingga tidak terjadi perubahan
perilaku pada siswa.
2. Perumusan tujuan
Tujuan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan arena dengan
tujuan akan mempengaruhi arah dan tindakan kita. Dalam pembelajaran tujuan juga
merupakan faktor yang sangat penting, karena tujuan itu akan menjadi arah
kepada siswa untuk melakukan perilaku yang diharapkan denaga tujuan tersebut.
Contohnya: Dengan menggunakan gambar, siswa SD diharapkan memiliki pengetahuan
untuk memebedakan hewan karnivora, herbivora, dan omnivora. Dengan tujuan
tersebut baik guru maupun siswa memiliki kejelasan apa yang harus dicapai, apa
yang harus dilakukanuntuk mewujudkan tujuan tersebut, materi apa yang harus
disiapkan guru,dan bagaimana cara menyampaikannya, sudah tergambar dengan jelas.
Dengan tujuan yang jelas seperti itu, maka dengan mudah guru dapat mengetahui
sejauhmana siswa mampu mencapai tujuan itu.
Oleh karena
itu, tujuan dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Learner Oriented. Dalam merumuskan tujuan, harus selalu berpatokan pada perilaku siswa.
Sehingga dalam perumusannya kata-kata siswa secara eksplisit dituliskan. Selain
itu, perilaku yang diharapkan dicapai harus mungkin dapat dilakukan siswa dan
bukan perilaku yang tidak mungkin dilakukan siswa. Tujuan itu berorientasi
pada hasil, sehingga secara kuantitas dapat diukur. Contoh:
Siswa SD kelas
III dapat menyebutkan tiga jenis binatang yang tergolong herbivora dengan
benar.
b. Operational. Perumusan tujuan harus dibuat secra spesifik dan operasional sehingga mudah
untuk mengukur tingkat keberhasilannya. Tujuan spesifik ini terkait dengan
penggunaan kata kerja. Kata kerja yang umum akan menghasilkan perilaku atau
tindakan siswa yang juga bersifat umum, namun sebaliknay kata yang khusus maka
akan menghasilakan perilaku siswa yang khusus pula.
Contohnya:
siswa diharapkan mampu memahami proses alamiah terjadinya hujan. Ata kerja yang
digunakan adalah meahami, kata ini bersifat umum masih diperlukan kata-kata
kerja lain yang dijadikan indikator untuk menentukan bahwa siswa memahami,
misalnya kata menjelaskan, menyebutkan,merinci dan lain-lain adalah kata kerja
yang lebih spesifik da operasional.
c.
ABCD. Untuk
memudahkan merumuskan tujuan pembelajaran, Baker(1971) membuat teknik perumusan
tujuan pembelajaran dengan rumus ABCD dengan penjelasan sebagai berikut:
A. Audience, artinya sasaran sebagai pembelajar yang perlu
dijelaskan secara spesifik agar jelas untuk siapa tujuan tersebut diberikan.
Sasaran yang dimaksud misalnya siswa SD kelas IV, siswa SMP kelas 2, siswa SMA
kelas 3.
B. Behaviour, adalah perilaku spesifik yang diharapkan dilakukan
atau dimunculkan siswa setelah pembelajaran berlangsung. Behaviour dirumuskan
dalam bentuk kata kerja, contohnya: menjelaskan, menyebutkan, merinci,
mengidentifikasi,memberikan contoh dan sebagainya.
C. Conditioning, yaitu keadaan yang harus dipenuhi atau dikerjakan siswa pada saat
dilakukan pembelajaran, misalnya: dengan cara mengamati, tanpa membaca kamus,
dengan menggunkan kalkulator, dan sebaginya.
D. Degree , adalah batas
minimal tingkat keberhasilan terendah yang harus dipenuhi dalam mencapai
perilau yang diharapkan. Penentuan ini tergantung pada jenis materi, penting
tidaknya meteri. Contoh: 3 buah, minimal 80%, empat jenis, dan sebagainya.
3. Perumusan materi
Titik tolak perumusan materi pembelajaran adalah dari rumusan tujuan.
Materi berkaitan dengan substansi isi pelajaran yang harus diberikan. Materi
perlu disusun dengan memperhatikan kriteria-kriteria tertentu, diantaranya:
(1) Sahih atau valid, materi yang dituangkan dalam media untuk pembelajaran
benar-benar telah teruji kebenarannya. Hal ini juga berkaitan dengan keaktualan
materi sehingga materi yang disisipan tidak ketinggalan zaman, dan memberikan
kontribusi untuk masa yang akan datang.
(2) Tingkat kepentingan (significant), dalam memilih materi perlu
dipertimbangkan pertanyaan sebagai berikut, sejauhmana materi tersebut untuk
dipelajari? Pentig untuk siapa? Dimana dan mengapa? Dengan demikian materi yang
diberikan kepada siswa benar-benar yang dibutuhkannya.
(3) Kebermanfaatan (utility) kebermanfaatan yang dimaksud haruslah dipandang
dari dua sudutpandang yaitu kebermanfaatan secara akademis dan non akademis,
secara akademis materi harus bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan siswa,
sedangkan non akademis materi harus menjadi bekal berupa life skill baik berupa
pengetahuan aplikatif, keterampilan dan sikap yang dibutuhkannya dalam
kehidupan keseharian.
(4) Learnability artinya sebuah program harus dimungkinkan untuk dipelajari,
baik dari aspek tingkat kesulitannya (tidak terlalu mudah, sulit ataupun sukar)
dan bahan ajar tersebut layak digunakan sesuai dengan kebutuhan setmpat.
(5) Menarik minat (interest) materi yang dipilih hendanknya menarik minat dan
dapat memotivasi siswa untuk mempelajarinya lebih lanjut. Setiap materi yang
diberikan kepada siswa harus menimbulkan keingintahuan siswa lebih lanjut,
sehingga memunculkan dorongan lebih tinggi untuk belajar secara aktif dan
mandiri.
Contoh rumusan
tujuan:
a. Siswa dapat menyebutkan pulau-pulau besar yang ada
didindonesia dengan benar
b. Siswa dapat mengurutkan pulau-pulau yang ada
berdasarkan ukuran luas, jumlah penduduk dan keayaan alam.
c. Siswa dapat mengumpulkan bunyi musik khas yang ada
disetiap pulau yang ada diindonesia.
Contoh rumusan
tujuan materi dari tujuan
diatas:
a. Nama pulau-pulau yang besar yang ada diindonesia.
b. Pulau-pulau yang ada berdasarkan ukuran luas, jumlah
penduduk dan kekayaaan alam.
c. Jenis bunyi dan musik khas yang ada disetiap pulau
yang ada diindonesia.
4. Perumusan Alat Pengukur Keberhasilan
Pembelajaran yang kita lakukan haruslah diukur apakah tujuan sudah tercapai
atau tidak? Untuk mengukur hal tersebut, maa diperlukan alat pengukur hasil
belajar yang berup tes, penguasaan atau daftar cek perilaku. Alat pengukur
keberhasilan belajar ini perlu dikembangkan dengan berpijak pada tujuan yang
telah dirumuskan dan harus sesuai dengan materi yang sudah disiapkan. Yang
perlu diukur adalah tiga kemampuan utama yaitu: pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang telah dirumuskan secara rinci dalam tujuan. Dengan demikian terdapat
hubungan yang erat antara tujuan, materi dan tes pengukur keberhasilan,
lihatlah gambar berikut:
Relevan
Relevan
Relevan
Dari gambar diatas, jelas menggambarkan hubungan antara tujuan, materi dan
tes. Penyusunan materi didasarkan atas rumusan tujuan, setelah materi selesai
dirumuskan selanjutnya membuat item tes berdasarkan tujan dan materi tersebut,
untuk lebih jelasnya, lihatlah contoh penulisan tujuan, materi, dan tes sesuai
contoh diatas.
Mata
Pelajaran : IPS
Media
: Peta dan Global
Sasaran
: Siswa Kelas IV
TUJUAN
|
POKOK MATERI
|
TES
|
1. Siswa
dapat menyebutkan minimal 5 pulau yang ada di indonesia dengan benar.
|
1. Nama
pulau-pulau besar yang ada di indonesia.
|
1. Sebutkan
minimal 5 nama pulau besar yang ada di indonesia
|
2. Siswa
dapat mengurutkan pulau-pulau yang ada berdasarkan ukuran luas, jumlah
penduduk, dan kekayaan alam.
|
2.
Pulau-pulau yang ada berdasarkan ukuran luas, jumlah penduduk, dan kekayaan
alam.
|
2. Tunjukkan
pulau ynag ada diindonesia yang menghasilakn minyak bumi
|
3. Siswa
dapat mengumpulkan bunyi musik khas yang da di setiap pulau yang ada di
indonesia
|
3. Jenis
bunyi dan musik khas yang ada disetiap pulau yang ada di indonesia
|
3 Sebutkan
jenis bunyi dan musik khas yang ada disetiap pulau yang ada di indonesia
|
C. Penulisan Garis Besar Program Media (GBPM)
GBPM merupakan petunjuk yan dijadikan pedoman oleh para penulis naskah
didalam penulisan naskah program media. GBPM dibuat dengan mengacu pada
analisis kebutuhan, tujuan, dan materi. Untuk program media, GBPM disusun
setelah dilakukan telaah topik yang akan dibuat programnya. Kegiatan telaah
topik ini perlu dilakukan, karena tidak semua topik yang ada dalam GBPP cocok
untuk dibuat media tertentu misalnya vidio atau radio. Misalnya topik-topik
yang berisi materi pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
psiomotorik yang memerlukan penjelasan visual. Topik-topik yang menampilkan
kemampuan psikomotorik lebih cocok diproduksi untuk media vidio atau media
cetak atau tatap muka di kelas. Misalnya, rumus-rumus yang sulit yang
menghendai waktu lamauntuk penjelasannya bila ditampikan dilayar TV. Rumus ini
akan lebih jelas apabila disajikan di depan kelas. Untuk program radio, materi
yang cocok adalah materi pembelajaran yang memerlukan dukunagan khayal visual
yang sulit disajikan di depan kelas. Misalnya program-program apresiasi atau
program pengayaan yang sifatnya kognitif. Beberapa manfaat yang diperoleh dari
sajian media ini antara lain adalah:
· Terjadinya persamaan persepsi
· Efisien: Tidak memerlukan penjelasan yang panjang
· Efektif: Samapi ke sasaran
· Motivatif dan rekreatif.
Berdasarkan hasil yang telah dilakukan, topik-topik yang sudah
teridentifikasi dimasukkan ke dalam topik-topik GBPM berikut TPU (Tujuan
Pembelajaran Umum) dan TPK (Tujuan Pembelajaran Khususnya). Untuk program
penyusunan program radio/audio juga bermanfaat untuk menentukan jumlah topik
dan sub topik yang saling berhubungan dalam program audio/radio tersebut. GBPM
dapat juga digunakan untuk memprediksi (antisipasi) durasi program.
Contoh :
Mata
Pelajaran
: IPS
Satuan
Pendidikan
: SD
Kelas
: II
Catur
Wulan
:
2
TPU
: Siswa dapat mengetahui macam-macam usaha perikanan,
Cara pemeliharaan ikan sampai
panen.
Pokok
Bahasan
: Usaha Perikanan
Sub Pokok
Bahasan :
Perikanan Darat
Topik
: Penangkapan Ikan
Tujuan
Pembelajaran
|
Pokok-pokok
Materi
|
Judul
|
Buku Acuan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Siswa dapat
menjelaskan :
· Pengertian perikanan darat
· Macam-macam usaha perikanan darat
· Wahana kegiatan perikanan darat
· Cara-cara penangkapan ikan
|
· Pengertian perikanan darat
· Usaha-usaha perikanan darat
· Wahana perikanan darat
· Berbagai cara penangkapan ikan
|
USAHA
PERIKANAN DARAT
|
Sri Hestu
ningsih.,d.k.k.
GEOGRAFI untuk
SLTP, kelas II,
Kanisius, Yogyakarta, 1997
Sugeng HR,
Beter nak ikan di kolam, Aneka Ilmu, Jkt 1990
|
Penjabaran
Materi
Tujuan dilakukan pembuatan jabaran materi tersebut adalah untuk mempermudah
pelaksanaan penulisan naskah programnya disamping mengantisipasi durasi, jumlah
topik dalam GBPM juga dapat digunakan untuk mengkalkulasi biaya produksi.
Setelah GBPm
dibuat, maka berdasarkan topik-topik yang sudah ditelaah dilakukan penulisan
jabaran materinya. Bentuk dari jabaran materi (JM) sebagai berikut:
TPK
|
Pokok-pokok
isi Program
|
Pokok-pokok
isi materi
|
Siswa dapat
menjelaskan pengertian perikanan darat
|
· Pengertian usaha tentang perikanan secara umum,
dimulai dari potensi perikanan di indonesia yang merupakan negara kepulauan.
· Kemudian uraian berpindah ke penjelasan tentang
perikanan darat.
· Melalui suatu adegan fragmen radio dijelaskan
tentang cara pembibitan benih ikan, pemijahan, pemeliharaan bibit dan lain
sebagainya.
· Penjelasan mengenai cara memanen ikan yang benar,
serta pemasaran hasil panen.
|
· Penjelasan mengenai usaha perikanan secara umum
· Penjelasan tentang cara usaha perikanan darat
· Penjelasan tentang pembibitan benih ikan, pemijahan,
dan pemeliharaan bibit, dan pemeliaraan.
· Penjelasan kegiatan panen ikan dan pemasaran.
|
Untuk program pembelajaran, jabaran materi ini sangat diperlukan terutama jika
penulis bukan orang yang menguasai materi atau bidang studi yang akan
ditulisnya. Suatu kesalahan dari segi materi merupakan penjabaran kesalahan
keseluruh sasaran yang memanfaatkan program radio atau audio ini, karena
program didengar oleh banyak orang/ siswa yang menjadi sasaran dari program.
Di dalam program pembelajaran, penyusunan GBPM dan jabaran materi melibatan: ahli
materi, yakni orang yang menguasai isi atau materi, umumnya ahli materi
ini berasal dari perguruan tinggi huga bisa dari guru sendiri. tugasnya adalah
menilai naskah program dari kelayakan materinya. Yang kedua adalah ahli
media. Ahli media ini menilai dari segi pemilihan medianya, dan juga
segi etestika program ditinjau dari segi kelayakan medianya. Dan yang terakhir
adalah pengembang pembelajaran, yang umunya adalah guru kelas. Mereka
berpengalaman dalam menyampaikan materi di kelas. Ia bertugas untuk
mengembangkan isi GBPM dan jabaran materi.dalam hal ini GBPM dan jabaran materi
yang dikembangkan walaupun sudah dianggap memadai karena disusun berdasarkan
pengalaman mengajar di kelas. Pembuatan GBPM dan jabaran materi di perlukan,
khususnya dalam pengembangan program audio/radio instruksional, dngan alasan:
Ø Kemungkinan kesalahan materi dapat dihindarkan.
Ø Terhindar dari kemungkinan menyimpang dari tujuan yang ditentukan.
Ø Keandalan terjaga.
Ø Kekurangan dan kelemahan dapat diperbaiki dan direvisi.
Beberap Tips
dalam pengembangan GBPM dan Jabaran Materi :
Topik Program:
Merupakan salah satu bagian dari pokok bahasan. Satu pokok bahasan dapat
dikembangkan ke dalam beberapa topik. Topik-topik ini biasanya juga dapat kita
jumpai dalam kurikulum.
Judul Program:
Dari topik yang telah dipilih, kemudian ditentukan judul program. Sedapat
mungkin judul dibuat menarik, namun juga tidak menyimpang dari materi yang ada
didalamnya. Dengan judul yang menarik maa diharapkan timbul rasa ingin tahu
calon siswa/ sasaran program tentang tingkat isi program didalamnya.
Sasaran:
Sasaran adalah mereka yang menjadi target dari program yang disajikan.
Pengembangan program yang baik didasarkan pada kesesuaian kebutuhan dari yang
memanfaatkan program dengan materi yang disajikan. Oleh karna itu materi yang
disajikan harus sesuai dengan tingkat pemahaman sasaran.
Tujuan
Pembelajaran:
TPU (Tujuan Pembelajaran Umum) dan TPK (Tujuan Pembelajaran Khusus) atau
indikator dirumuskan sesuai dengan pengembangan, pendalaman, ataupun pengayaan
materi dalam GBPM. TPU menyangkut kemampuan yang bersifat umum yang biasanya
tidak mudah diukur dan diamati. Ciri rumusan dalam TPU biasanya menggunakan kata-kata
: memahami, mengetahui, membayangkan, dan sebagainya. TPU di kutip dari
kurikulum yang digunakan sebagai acuan. Dalam kurikulum berbasis kompetensi TPU
sama dengan kompetensi dasar yang sudah ada pada buku kurikulum. TPK merupakan
penjabaran dari TPU yang sifatnya operasional ( dapat diukur, diamati, dan
dinilai). Kata-kata yang digunakan untuk merumuskan TPK juga bersifat
operasional, misalnya menyebutkan, membuat, mendemonstrasikan. Hal ini sama
dengan penjabaran sebuah indikator.
Pokok Materi:
Merupakan hasil
jabaran dari tujuan pembelajaran khusus juga dari indikator.
Format
Sajian:
Penentuan Format sajian berdasarkan jumlah materi yang di sajikan, yang mengacu
ke daya tarik sasaran. Apabila materinya banyak dan waktunya terbatas, maka
program narasi adalah pilihan terbaik. Namun untuk materi yang tidak terlalu
banyak , sedang waktunya relatif panjang, maka format drama akan lebih menarik.
Melalui pengulangan-pengulangan materi, program dapat disajikan secara lebih
jelas.
Durasi
:
Lama putar program terbatas. Umumnya untuk program media pembelajaran jeni
vidio/ TV, sound slide, program radio, berlangsung sekitar 15-20 menit.
Contoh :
GARIS BESAR PROGRAM MEDIA (GBPM)
COMPUTER ASSISTED INSTRUCTIO (CAI)
Nama Mata
Kuliah
: Komputer dan Media Pembelajaran
Topik
: Mengenal Komputer dan Media Pembelajaran
Deskripsi
Topik
: program ini akan membahas tentang konsep dasar
: : :elemen komputer, fungsi dan kegunaan elemen dasar :komputer
dan prosedur kerja sistem komputer yang :meliputi input proses dan output serta
video tutorial :aplikasi internet. Selain itu di bahas pula media :pembelajaran
meliputi hakikat, keunggulan, jenis dan :video tutorial desain presentasi
dengan Microsoft power :point.
Standar
kompetensi
: memahami konsep dasar komputer dan media :pembelajara
dan memanfaatkan komputer sebagai media :pembelajaran.
Media
PENULISAN
NASKAH
A. Pengertian Naskah
Secara umum nasakah dalam media pembelajaran diartikan sebagai pedoman
tertulis yang berisi informasi dalam bentuk visual, grafis, dan audio sebagai
acuan dalam pembuatan media tertentu, sesuai dengan tujuan dan kompetensi
tertentu. Secara sederhana naskah juga dapat berupa gambaran umum media atau
juga outline media yang akan dibuat.
Fungsi naskah adalah sebagai pedoman bagi pengguna dan terutama pembuat
media. Seorang programer pembuat media pembelajaran berbantuan komputer,
mengacu pada naskah, jika tidak ada naskah maka tidak mungkin program itu
terwujud.
Tahapan pembuatan naskah meliputi : ide dan gagasan yang disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran. Selanjutnya pengumpulan data dan informasi, penulisan
sinopsisdan treatment, penulisan naskah, pengkajian naskah atau reviw naskah,
revisi naskah sampai naskah siap diproduksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar