Senin, 08 Juni 2015

makalah media pembelajaran



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pada terima pesan yang berfungsi membangkitkan motivasi belajar mengulang apa yang memberikan balikan dengan segera dan menggalakkan latihan yang serasi. Melalui media proses pembelajaran bisa lebih menarik dan menyenangkan (joyfull learning), misalnyan siswa yang memiliki ketertarikan terhadap warna maka dapat diberikan media dengan warna menarik.
Dewasa ini media perencanan pembelajaran sangat penting dalam suatu pendidikan, sebagai suatu peranan dalam media perencanaan pembelajaran dapat membantu pendidik dalam kegiatan belajar mengajar dan juga membantu pendidik untuk mempermudah guru dalam menjelaskan kepada murid saat kegiatan belajar belajar berlangsung.
B.     Tujuan
Penulis menyusun makalah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan baru kepada pembaca tentang “Perencanaan Media Pembelajaran”. Agar kita sebagai calon pendidik mengetahui tentang aspek-aspek dalam perencanaan pembelajaran dan membuat naskah media pembelajaran.
C.     Manfaat
Dengan adanya penulisan makalah ini penulis berharap agar pembaca mengetahui tentang :
1.      Aspek-aspek dalam perencanaan media pembelajaran
2.      Menjelaskan setiap aspek dalam perencanaan media pembelajaran
3.      Dapat membuat naskah media pembelajaran


                                                                                                         
 
BAB II
PEMBAHASAN

SISTEMATIKA PERENCANAAN MEDIA
A.    Hakikat Perencanaan Media
Dilihat dari pengadaannya media dapat langsung digunakan, begitu juga media yang sifatnya alamiah yang tersedia dilingkungan sekolah juga termasuk yang dapat langsung digunakan. Selain itu juga, kita juga dapat membuat media sendiri sesuai dengan kebutuhan. Maka dari itu diperlukan adanya perencanaan, jika kita memiliki media dengan cara membeli yang sudah ada, kegiatan perencanaan media tidak terlalu banyak dilakukan, cukup kita membuat berdasarkan kebutuhan, dalam hal ini diperlukan analisis terhadap berbagai aspek, sehingga sesuai dengan kebutuhan.
Bila kita membuat program media pembelajaran kita diharapkan dapat melakukannya dengan persiapan dan perencanaan yang teliti. Dalam membuat perencanaan itu ada beberapa pertanyaan yang perlu kita jawab. Pertama kita perlu bertanya mengapa kita ingin membuat program media itu? Apakah pembuatan media tersebut ada kaitannya dengan kegiatan pembelajaran tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula? Untuk siapakah program media tersebut kita buat? Untuk orang dewasakah, anan-anak, mahasiswa, siswa Sekolah Dasar ataukah masyarakat pada umumnya? Apabila kita sudah mengetahui sasaran kita, maa kita harus mengetahui bagaimana karakteristik siswa tersebut? Apakah media yang kita gunakan memang diperlukan oleh mereka atau tidak? Kita juga memikirkan materi apa yang perlu disajikan melalui media itu supaya pada diri siswa terjadi perubahan perilaku yang nyata dan sesuai yang diharapkan.

B.     Langkah-langkah Perencanaan Media
Secara umum dapat diperinci langkah-langkah perencanaan media sebagai berikut:
1)      Identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa.
2)      Perumusan tujuan instruksional(instructional objective).
3)      Perumusan butir-butir materi yang terperinci.
4)      Mengembangkan alat keberhasilan.
5)       Merumuskan instrumen tes dan revisi


  




Penjelasan:
1.      Identifikasi Kebutuhan dan Karakteristik siswa
Sebuah perencanaan didasarkan atas kebutuhan (need), apakah kebutuhan itu? Salah satu indikator adanya kebutuhan karena didalamnya terdapat kesenjangan (gap). Kesenjangan adalah adanya ketidaksesuaian antara apa yang seharusnya atau apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi. Dalam pembelajaran yang dimaksud dengan kebutuhan adalah adanya kesenjangan antara kemampuan, keterampilan, dan sikap siswa yang kita inginkan dengan kemampuan, keterampilan,dan sikap siswa yang mereka miliki sekarang. Jika yang kita inginkan siswa menguasai 1500 kosa kata bahasa inggris, sedangkan siswa hanya menguasai 800 kata, maka terjadi kesenjangan 700 kata lagi. Dalam hal ini dibutuhkan sebuah pembelajaran bagaimana meningkatkan kemampuan penguasaan kosa kata sehingga sampai pada taget 1500 kata.
Contoh lain misalnya pada siswa SD, mereka diharapkan memiliki keterampilan dalam membaca, menlis, dan berhitung. Ternyata dalam kenyataannya mereka baru dapat membaca saja, sehinnga kebutuhannya adalah bagaimana supaya mereka bisa menulis an berhitung. Begitu halnya jika siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk menjumlahkan, mengalikan dan membagi, namun ternyata mereka baru saja bisa menjumlahkan saja. Dengan demikian kebutuhannya adalah meningkatkan kemampuan mengalikan dan membagikan. Tidak hanya kemampuan dan keterampilan, pada aspek sikap juga sering terjadi kesenjangan yang mendorong kebutuhan. Misalnya siswa SD diharapkan sudah mampu berperilaku hidup sehat dengan rajin menggosok gigi, membuang sampah pada tempatnya, mandi dua kali sehari, selalu berpakaian rapi dan tida jajan sembarangan. Namun dalam kenyataannya tidak sesuai dengan harapan, dengan demikian terjadi kebutuhan bagaimana meningkatkan sikap siswa untuk hidup bersih.
Adanya kebutuhan, seyogyanya menjadi dasar dan pijakan dalam membuat media pembelajaran, sebab dengan dorongan kebutuhan inilah media dapat berfungsi dengan baik. Misalnya dalam pembelajaran bahasa inggris pada umumnya siswa merasa kesulitan untuk membuat kalimat bahasa inggris ditambah perasaan malu dan takut untuk berbicara. Guru yang kreatif dapat menciptakan sebuah media.
Kesesuaian media dengan siswa menjadi dasar pertimbangan utama, sebab hampir tidak ada satu media yang dapat memenuhi semua tingkatan usia, dalam hal ini Barbara B. Seeles (1994:98) mengatakan bahwa diperlukan informasi tentang gaya belajar siswa atau learning style. Beberapa learning style yang dapat diidentifikasi dari siswa adalah (1) Tactile/Kines thetic. Para siswa memperoleh hasil belajar optimal apabila disibukkan denga suatu aktivitas. Mereka tidak ingin hanya membaca tetapi ikut terlibat langsung melakukan sendiri. (2) isual/perceptual. Para siswa memperoleh hasil belajar yang optimal dengan penglihatan. Demonstrasi ini dari papan tulis, diagram, grafik, dan tabel, adalah semua alat yang berharga untuk mereka pelajar tipe visual selalu ingin melihat gambar, diagram, flow chart, time line, film, dan demonstrasi. (3) Auditory. Pelajar menyukai informasi dengan format bahasa lisan. Hasil belajar diperoleh melalui mendengarkan ceramah kuliah dan mengambil bagian pada diskusi kelompok. (4) Aktif Versus Reflektif Aktif: pelajar cenderung untuk mempertahankan dan memahami informasi yang terbaik apa dengan melakukan sesuatu secara aktif dengan mendiskusikan pada orang lain. (5) Reflektif: pelajar suka memikirkan sesuatu dengan tenang “Mari kita fikirkan terlebih dulu” adalah tanggapan pelajar yang reflektif. (6) Seqwential Versus Global Seqwential: Pelajar menyukaiuntuk berproses step-by-step, terhadap suatu cara dan hasil akhir yang sempurna. (7) Global: Pelajar menyukai suatu ikhtisar atau “gambaran besar” dari apa yang mereka akan lakukan sebelum menuju pembelajaran dengan proses yang kompleks.
Kebutuhan aan media dapat didasarkan atas tuntutan kurikulum. Siswa kelas enam SD pada akhir tahun diharapkan memiliki sejumlah kemampuan, keterampilan dan sikap yang telah dirumuskan dalam kurikulum. Pada awal tahun ajaran tentulah guru menghadapi kesenjangan untuk mencapai target kuriulum sehingga pada akhir tahun kemampuan itu sudah dapat dimiliki siswa.
Media yang digunakan siswa, haruslah relevan dengan kemampuan yang dimiliki siswa. Misalnya seorang siswa yang ingin belajar ucapan dan percakapan dalam bahasa inggris melalui kaset audio, hanya akan dapat mengikutinya jika siswa tersebut telah memiliki emampuan awal berupa penguasaan kosa kata dan dapat menyusun kalimat sederhana. Jika ita tidak memperhatikan kemampuan tersebut ketika diberikan medi tersebut siswa akan mengalami kesulitan. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa program yang terlalu mudah akan membosankan bagi siswa dan sedikit sekali manfaatnya bagi siswa karena siswa tidak memperoleh tambahan kemampuan yang sebenarnya. Sebaliknya program media yang terlalu sulit akan membuat siswa frustasi. Kemampuan dan keterampilan yang seharusnya dimiliki oleh siswa tidak dapat terpenuhi dan terserap dengan baik, sehingga tidak terjadi perubahan perilaku pada siswa.
2.      Perumusan tujuan
Tujuan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan arena dengan tujuan akan mempengaruhi arah dan tindakan kita. Dalam pembelajaran tujuan juga merupakan faktor yang sangat penting, karena tujuan itu akan menjadi arah kepada siswa untuk melakukan perilaku yang diharapkan denaga tujuan tersebut. Contohnya: Dengan menggunakan gambar, siswa SD diharapkan memiliki pengetahuan untuk memebedakan hewan karnivora, herbivora, dan omnivora. Dengan tujuan tersebut baik guru maupun siswa memiliki kejelasan apa yang harus dicapai, apa yang harus dilakukanuntuk mewujudkan tujuan tersebut, materi apa yang harus disiapkan guru,dan bagaimana cara menyampaikannya, sudah tergambar dengan jelas. Dengan tujuan yang jelas seperti itu, maka dengan mudah guru dapat mengetahui sejauhmana siswa mampu mencapai tujuan itu.
Oleh karena itu, tujuan dapat dirumuskan sebagai berikut:
a.      Learner Oriented. Dalam merumuskan tujuan, harus selalu berpatokan pada perilaku siswa. Sehingga dalam perumusannya kata-kata siswa secara eksplisit dituliskan. Selain itu, perilaku yang diharapkan dicapai harus mungkin dapat dilakukan siswa dan bukan perilaku yang tidak  mungkin dilakukan siswa. Tujuan itu berorientasi pada hasil, sehingga secara kuantitas dapat diukur. Contoh:
Siswa SD kelas III dapat menyebutkan tiga jenis binatang yang tergolong herbivora dengan benar.
b.      Operational. Perumusan tujuan harus dibuat secra spesifik dan operasional sehingga mudah untuk mengukur tingkat keberhasilannya. Tujuan spesifik ini terkait dengan penggunaan kata kerja. Kata kerja yang umum akan menghasilkan perilaku atau tindakan siswa yang juga bersifat umum, namun sebaliknay kata yang khusus maka akan menghasilakan perilaku siswa yang khusus pula.
Contohnya: siswa diharapkan mampu memahami proses alamiah terjadinya hujan. Ata kerja yang digunakan adalah meahami, kata ini bersifat umum masih diperlukan kata-kata kerja lain yang dijadikan indikator untuk menentukan bahwa siswa memahami, misalnya kata menjelaskan, menyebutkan,merinci dan lain-lain adalah kata kerja yang lebih spesifik da operasional.
c.       ABCD. Untuk memudahkan merumuskan tujuan pembelajaran, Baker(1971) membuat teknik perumusan tujuan pembelajaran dengan rumus ABCD dengan penjelasan sebagai berikut:
A.    Audience, artinya sasaran sebagai pembelajar yang perlu dijelaskan secara spesifik agar jelas untuk siapa tujuan tersebut diberikan. Sasaran yang dimaksud misalnya siswa SD kelas IV, siswa SMP kelas 2, siswa SMA kelas 3.
B.     Behaviour, adalah perilaku spesifik yang diharapkan dilakukan atau dimunculkan siswa setelah pembelajaran berlangsung. Behaviour dirumuskan dalam bentuk kata kerja, contohnya: menjelaskan, menyebutkan, merinci, mengidentifikasi,memberikan contoh dan sebagainya.
C.    Conditioning, yaitu keadaan yang harus dipenuhi atau dikerjakan siswa pada saat dilakukan pembelajaran, misalnya: dengan cara mengamati, tanpa membaca kamus, dengan menggunkan kalkulator, dan sebaginya.
D.    Degree , adalah batas minimal tingkat keberhasilan terendah yang harus dipenuhi dalam mencapai perilau yang diharapkan. Penentuan ini tergantung pada jenis materi, penting tidaknya meteri. Contoh: 3 buah, minimal 80%, empat jenis, dan sebagainya.     
3.      Perumusan materi
Titik tolak perumusan materi pembelajaran adalah dari rumusan tujuan. Materi berkaitan dengan substansi isi pelajaran yang harus diberikan. Materi perlu disusun dengan memperhatikan kriteria-kriteria tertentu, diantaranya:
(1)   Sahih atau valid, materi yang dituangkan dalam media untuk pembelajaran benar-benar telah teruji kebenarannya. Hal ini juga berkaitan dengan keaktualan materi sehingga materi yang disisipan tidak ketinggalan zaman, dan memberikan kontribusi untuk masa yang akan datang.
(2)   Tingkat kepentingan (significant), dalam memilih materi perlu dipertimbangkan pertanyaan sebagai berikut, sejauhmana materi tersebut untuk dipelajari? Pentig untuk siapa? Dimana dan mengapa? Dengan demikian materi yang diberikan kepada siswa benar-benar yang dibutuhkannya.
(3)   Kebermanfaatan (utility) kebermanfaatan yang dimaksud haruslah dipandang dari dua sudutpandang yaitu kebermanfaatan secara akademis dan non akademis, secara akademis materi harus bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan siswa, sedangkan non akademis materi harus menjadi bekal berupa life skill baik berupa pengetahuan aplikatif, keterampilan dan sikap yang dibutuhkannya dalam kehidupan keseharian.
(4)   Learnability artinya sebuah program harus dimungkinkan untuk dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitannya (tidak terlalu mudah, sulit ataupun sukar) dan bahan ajar tersebut layak digunakan sesuai dengan kebutuhan setmpat.
(5)   Menarik minat (interest) materi yang dipilih hendanknya menarik minat dan dapat memotivasi siswa untuk mempelajarinya lebih lanjut. Setiap materi yang diberikan kepada siswa harus menimbulkan keingintahuan siswa lebih lanjut, sehingga memunculkan dorongan lebih tinggi untuk belajar secara aktif dan mandiri.
Contoh rumusan tujuan:
a.       Siswa dapat menyebutkan pulau-pulau besar yang ada didindonesia dengan benar
b.      Siswa dapat mengurutkan pulau-pulau yang ada berdasarkan ukuran luas, jumlah penduduk dan keayaan alam.
c.       Siswa dapat mengumpulkan bunyi musik khas yang ada disetiap pulau yang ada diindonesia.
Contoh rumusan tujuan materi dari tujuan diatas:
a.       Nama pulau-pulau yang besar yang ada diindonesia.
b.      Pulau-pulau yang ada berdasarkan ukuran luas, jumlah penduduk dan kekayaaan alam.
c.       Jenis bunyi dan musik khas yang ada disetiap pulau yang ada diindonesia.
4.      Perumusan Alat Pengukur Keberhasilan
Pembelajaran yang kita lakukan haruslah diukur apakah tujuan sudah tercapai atau tidak? Untuk mengukur hal tersebut, maa diperlukan alat pengukur hasil belajar yang berup tes, penguasaan atau daftar cek perilaku. Alat pengukur keberhasilan belajar ini perlu dikembangkan dengan berpijak pada tujuan yang telah dirumuskan dan harus sesuai dengan materi yang sudah disiapkan. Yang perlu diukur adalah tiga kemampuan utama yaitu: pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dirumuskan secara rinci dalam tujuan. Dengan demikian terdapat hubungan yang erat antara tujuan, materi dan tes pengukur keberhasilan, lihatlah gambar berikut:

               Relevan                   Relevan               
                         Relevan
Dari gambar diatas, jelas menggambarkan hubungan antara tujuan, materi dan tes. Penyusunan materi didasarkan atas rumusan tujuan, setelah materi selesai dirumuskan selanjutnya membuat item tes berdasarkan tujan dan materi tersebut, untuk lebih jelasnya, lihatlah contoh penulisan tujuan, materi, dan tes sesuai contoh diatas.
Mata Pelajaran   : IPS
Media                 : Peta dan Global
Sasaran               : Siswa Kelas IV

TUJUAN
POKOK MATERI
TES
1. Siswa dapat menyebutkan minimal 5 pulau yang ada di indonesia dengan benar.
1. Nama pulau-pulau besar yang ada di indonesia.
1. Sebutkan minimal 5 nama pulau besar yang ada di indonesia
2. Siswa dapat mengurutkan pulau-pulau yang ada berdasarkan ukuran luas, jumlah penduduk, dan kekayaan alam.
2. Pulau-pulau yang ada berdasarkan ukuran luas, jumlah penduduk, dan kekayaan alam.
2. Tunjukkan pulau ynag ada diindonesia yang menghasilakn minyak bumi
3. Siswa dapat mengumpulkan bunyi musik khas yang da di setiap pulau yang ada di indonesia
3. Jenis bunyi dan musik khas yang ada disetiap pulau yang ada di indonesia
3 Sebutkan jenis bunyi dan musik khas yang ada disetiap pulau yang ada di indonesia

C.    Penulisan  Garis Besar Program Media (GBPM)
GBPM merupakan petunjuk yan dijadikan pedoman oleh para penulis naskah didalam penulisan naskah program media. GBPM dibuat dengan mengacu pada analisis kebutuhan, tujuan, dan materi. Untuk program media, GBPM disusun setelah dilakukan telaah topik yang akan dibuat programnya. Kegiatan telaah topik ini perlu dilakukan, karena tidak semua topik yang ada dalam GBPP cocok untuk dibuat media tertentu misalnya vidio atau radio. Misalnya topik-topik yang berisi materi pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan psiomotorik yang memerlukan penjelasan visual. Topik-topik yang menampilkan kemampuan psikomotorik lebih cocok diproduksi untuk media vidio atau media cetak atau tatap muka di kelas. Misalnya, rumus-rumus yang sulit yang menghendai waktu lamauntuk penjelasannya bila ditampikan dilayar TV. Rumus ini akan lebih jelas apabila disajikan di depan kelas. Untuk program radio, materi yang cocok adalah materi pembelajaran yang memerlukan dukunagan khayal visual yang sulit disajikan di depan kelas. Misalnya program-program apresiasi atau program pengayaan yang sifatnya kognitif. Beberapa manfaat yang diperoleh dari sajian media ini antara lain adalah:
·         Terjadinya persamaan persepsi
·         Efisien: Tidak memerlukan penjelasan yang panjang
·         Efektif: Samapi ke sasaran
·         Motivatif dan rekreatif.
Berdasarkan hasil yang telah dilakukan, topik-topik yang sudah teridentifikasi dimasukkan ke dalam topik-topik GBPM berikut TPU (Tujuan Pembelajaran Umum) dan TPK (Tujuan Pembelajaran Khususnya). Untuk program penyusunan program radio/audio juga bermanfaat untuk menentukan jumlah topik dan sub topik yang saling berhubungan dalam program audio/radio tersebut. GBPM dapat juga digunakan untuk memprediksi (antisipasi) durasi program.
Contoh :
Mata Pelajaran                   : IPS
Satuan Pendidikan             : SD
Kelas                                  : II
Catur Wulan                       : 2
TPU                                    : Siswa dapat mengetahui macam-macam usaha perikanan,
                                              Cara pemeliharaan ikan sampai panen.                                                        
Pokok Bahasan                   : Usaha Perikanan
Sub Pokok Bahasan            : Perikanan Darat
Topik                                   : Penangkapan Ikan


Tujuan Pembelajaran
Pokok-pokok Materi
Judul
Buku Acuan
1
2
3
4
Siswa dapat menjelaskan :
·         Pengertian perikanan darat
·         Macam-macam usaha perikanan darat
·         Wahana kegiatan perikanan darat
·         Cara-cara penangkapan ikan


·         Pengertian perikanan darat
·         Usaha-usaha perikanan darat

·         Wahana perikanan darat

·         Berbagai cara penangkapan ikan


USAHA PERIKANAN DARAT


Sri Hestu ningsih.,d.k.k.
GEOGRAFI untuk SLTP, kelas II, Kanisius, Yogyakarta, 1997




Sugeng HR, Beter nak ikan di kolam, Aneka Ilmu, Jkt 1990

Penjabaran Materi     
Tujuan dilakukan pembuatan jabaran materi tersebut adalah untuk mempermudah pelaksanaan penulisan naskah programnya disamping mengantisipasi durasi, jumlah topik dalam GBPM juga dapat digunakan untuk mengkalkulasi biaya produksi.
Setelah GBPm dibuat, maka berdasarkan topik-topik yang sudah ditelaah dilakukan penulisan jabaran materinya. Bentuk dari jabaran materi (JM) sebagai berikut:

TPK
Pokok-pokok isi Program
Pokok-pokok isi materi
Siswa dapat menjelaskan pengertian perikanan darat
·         Pengertian usaha tentang perikanan secara umum, dimulai dari potensi perikanan di indonesia yang merupakan negara kepulauan.

·         Kemudian uraian berpindah ke penjelasan tentang perikanan darat.


·         Melalui suatu adegan fragmen radio dijelaskan tentang cara pembibitan benih ikan, pemijahan, pemeliharaan bibit dan lain sebagainya.

·         Penjelasan mengenai cara memanen ikan yang benar, serta pemasaran hasil panen.
·         Penjelasan mengenai usaha perikanan secara umum

·         Penjelasan tentang cara usaha perikanan darat

·         Penjelasan tentang pembibitan benih ikan, pemijahan, dan pemeliharaan bibit, dan pemeliaraan.

·         Penjelasan kegiatan panen ikan dan pemasaran.

            Untuk program pembelajaran, jabaran materi ini sangat diperlukan terutama jika penulis bukan orang yang menguasai materi atau bidang studi yang akan ditulisnya. Suatu kesalahan dari segi materi merupakan penjabaran kesalahan keseluruh sasaran yang memanfaatkan program radio atau audio ini, karena program didengar oleh banyak orang/ siswa yang menjadi sasaran dari program.
            Di dalam program pembelajaran, penyusunan GBPM dan jabaran materi melibatan: ahli materi, yakni orang yang menguasai isi atau materi, umumnya ahli materi ini berasal dari perguruan tinggi huga bisa dari guru sendiri. tugasnya adalah menilai naskah program dari kelayakan materinya. Yang kedua adalah ahli media. Ahli media ini menilai dari segi pemilihan medianya, dan juga segi etestika program ditinjau dari segi kelayakan medianya. Dan yang terakhir adalah pengembang pembelajaran, yang umunya adalah guru kelas. Mereka berpengalaman dalam menyampaikan materi di kelas. Ia bertugas untuk mengembangkan isi GBPM dan jabaran materi.dalam hal ini GBPM dan jabaran materi yang dikembangkan walaupun sudah dianggap memadai karena disusun berdasarkan pengalaman mengajar di kelas. Pembuatan GBPM dan jabaran materi di perlukan, khususnya dalam pengembangan program audio/radio instruksional, dngan alasan:
Ø  Kemungkinan kesalahan materi dapat dihindarkan.
Ø  Terhindar dari kemungkinan menyimpang dari tujuan yang ditentukan.
Ø  Keandalan terjaga.
Ø  Kekurangan dan kelemahan dapat diperbaiki dan direvisi.
Beberap Tips dalam pengembangan GBPM dan Jabaran Materi :
Topik Program:
            Merupakan salah satu bagian dari pokok bahasan. Satu pokok bahasan dapat dikembangkan ke dalam beberapa topik. Topik-topik ini biasanya juga dapat kita jumpai dalam kurikulum.
Judul Program:
            Dari topik yang telah dipilih, kemudian ditentukan judul program. Sedapat mungkin judul dibuat menarik, namun juga tidak menyimpang dari materi yang ada didalamnya. Dengan judul yang menarik maa diharapkan timbul rasa ingin tahu calon siswa/ sasaran program tentang tingkat isi program didalamnya.
Sasaran:
            Sasaran adalah mereka yang menjadi target dari program yang disajikan. Pengembangan program yang baik didasarkan pada kesesuaian kebutuhan dari yang memanfaatkan program dengan materi yang disajikan. Oleh karna itu materi yang disajikan harus sesuai dengan tingkat pemahaman sasaran.
Tujuan Pembelajaran:
            TPU (Tujuan Pembelajaran Umum) dan TPK (Tujuan Pembelajaran Khusus) atau indikator dirumuskan sesuai dengan pengembangan, pendalaman, ataupun pengayaan materi dalam GBPM. TPU menyangkut kemampuan yang bersifat umum yang biasanya tidak mudah diukur dan diamati. Ciri rumusan dalam TPU biasanya menggunakan kata-kata : memahami, mengetahui, membayangkan, dan sebagainya. TPU di kutip dari kurikulum yang digunakan sebagai acuan. Dalam kurikulum berbasis kompetensi TPU sama dengan kompetensi dasar yang sudah ada pada buku kurikulum. TPK merupakan penjabaran dari TPU yang sifatnya operasional ( dapat diukur, diamati, dan dinilai). Kata-kata yang digunakan untuk merumuskan TPK juga bersifat operasional, misalnya menyebutkan, membuat, mendemonstrasikan. Hal ini sama dengan penjabaran sebuah indikator.
Pokok Materi:
Merupakan hasil jabaran dari tujuan pembelajaran khusus juga dari indikator.
Format Sajian:   
            Penentuan Format sajian berdasarkan jumlah materi yang di sajikan, yang mengacu ke daya tarik sasaran. Apabila materinya banyak dan waktunya terbatas, maka program narasi adalah pilihan terbaik. Namun untuk materi yang tidak terlalu banyak , sedang waktunya relatif panjang, maka format drama akan lebih menarik. Melalui pengulangan-pengulangan materi, program dapat disajikan secara lebih jelas.
Durasi :     
            Lama putar program terbatas. Umumnya untuk program media pembelajaran jeni vidio/ TV, sound slide, program radio, berlangsung sekitar 15-20 menit.

Contoh :
GARIS BESAR PROGRAM MEDIA (GBPM)
COMPUTER ASSISTED INSTRUCTIO (CAI)
Nama Mata Kuliah               : Komputer dan Media Pembelajaran
Topik                                      : Mengenal Komputer dan Media Pembelajaran
Deskripsi Topik                     : program ini akan membahas tentang konsep dasar   : : :elemen komputer, fungsi dan kegunaan elemen dasar :komputer dan prosedur kerja sistem komputer yang :meliputi input proses dan output serta video tutorial :aplikasi internet. Selain itu di bahas pula media :pembelajaran meliputi hakikat, keunggulan, jenis dan :video tutorial desain presentasi dengan Microsoft power :point.
Standar kompetensi              : memahami konsep dasar komputer dan media :pembelajara dan memanfaatkan komputer sebagai media :pembelajaran.
Media                               


                                                PENULISAN NASKAH               
A.    Pengertian Naskah
Secara umum nasakah dalam media pembelajaran diartikan sebagai pedoman tertulis yang berisi informasi dalam bentuk visual, grafis, dan audio sebagai acuan dalam pembuatan media tertentu, sesuai dengan tujuan dan kompetensi tertentu. Secara sederhana naskah juga dapat berupa gambaran umum media atau juga outline media yang akan dibuat.
Fungsi naskah adalah sebagai pedoman bagi pengguna dan terutama pembuat media. Seorang programer pembuat media pembelajaran berbantuan komputer, mengacu pada naskah, jika tidak ada naskah maka tidak mungkin program itu terwujud.
Tahapan pembuatan naskah meliputi : ide dan gagasan yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Selanjutnya pengumpulan data dan informasi, penulisan sinopsisdan treatment, penulisan naskah, pengkajian naskah atau reviw naskah, revisi naskah sampai naskah siap diproduksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar