BAB I
PENDAHULUAN
1 1.1 Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, khususnya teknologi Informasi, sangat berpengaruh terhadap
penyusunan dan implementasi strategi pembelajaran. Melalui kemajuan tersebut
para guru dapat menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
pembelajaran. Dengan menggunakan media komunikasi bukan saja dapat mempermudah
dan mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga bisa membuat proses
pembelajaran lebih menarik.
Menurut Sanjaya (2010:162)
proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses komunikasi
selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan (guru),
komponen penerima pesan (siswa), dan komponen pesan itu sendiri yang biasanya
berupa materi pelajaran. Kadang-kadang dalam proses pembelajaran terjadi
kegagalan komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan yang disampaikan
guru tidak dapat diterima oleh siswa dengan optimal, artinya tidak seluruh
materi pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa; lebih parah lagi siswa
sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang disampaikan. Untuk
menghindari semua itu, maka guru dapat menyusun strategi pembelajaran dengan
memanfaatkan berbagai media dan sumber pelajaran.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
di atas, maka dapat disusun beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
a. Apakah Media itu ?
b. Apa fungsi penggunaan media
dalam proses pembelajaran?
c. Apakah Media berbasis
Audio-visual itu?
d. Apakah Alasan memilih Media
Audio-visual?
e. Apa manfaat menggunakan
MediaAudio-visual ?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
a. Mengetahui apa itu Media.
b. Mengetahui fungsi penggunaan
media dalam proses pembelajaran.
c. Mengetahui apa itu media
berbasis Audio-visual.
d. Mengetahui alasan memilih
media audio-visual..
e. Mengetahui manfaat
penggunaan media Audio-visual
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Mengenal Media Pembelajaran
Menurut Wina Sanjaya (2010) secara umum media merupakan kata jamak dari medium,
yang berarti perantara atau pengantar. Kata media berlaku untuk berbagai
kegiatan atau usaha, seperti media dalam penyampaian pesan, media pengantar
magnet atau panas dalam bidang teknik. Istilah media juga digunakan dalam
bidang pengajaran atau pendidikan sehingga istilahnya menjadi media pendidikan
atau media pembelajaran.
Selanjutnya dalam aktivitas pembelajaran, media dapat didefinisikan sebagai
sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam Interaksi yang
berlangsung antara pendidik dan peserta didik (Fathurrohman dan Sutikno,
2010:65).
Menurut Azhar Arsyad (2002:81) salah satu ciri media pembelajaran adalah bahwa
media mengandung dan membawa pesan atau informasi kepada penerima yaitu siswa.
Sebagian media dapat mengolah pesan atau respons siswa sehingga media itu
sering disebut media interaktif. Pesan dan informasi yang dibawa oleh media
bisa berupa pesan yang sederhana maupun sangan kompleks. Akan tetapi media itu
disiapkan untuk memenuhi kebutuhan belajar dan kemampuan siswa, serta siswa
dapat aktif berpartisipasi dalam proses belajar mengajar.
Dewasa ini, cukup banyak media yang telah dikenal, dari yang sederhana sampai
yang berteknologi tinggi, yang mudah dan sudah ada secara natural sampai kepada
media yang harus dirancang sendiri oleh guru. Wina Sanjaya (2010) dalam bukunya
Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan membagi
klasifikasi dan macam-macam Media pembelajaran , yaitu :
a.
Berdasarkan sifatnya, media
dapat dibagi kedalam :
1) Media Auditif, yaitu Media yang hanya
dapat didengar saja atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio
dan rekaman suara
2) Media Visual, yaitu media yang hanya
dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam media adalah film
slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang
dicetak seperti media grafis dan lainnya. Media berbasis visual ( image atau
perumpamaan ) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media
visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula
menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi
pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya
ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan
visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi
3) Media Audiovisual, yaitu
jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar
yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide
suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih
menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua.
b.
Berdasarkan kemampuan
jangkauannya, media dapat dibagi :
1) Media yang memiliki daya
liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi. Melalui media ini
siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang actual secara
serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.
2) Media yang mempunyai daya
liput yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti film slide, film, video
dan lain sebagainya.
c. Berdasarkan cara atau teknik
pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam :
1) Media yang diproyeksikan
seperti film, slide, film strip, transparansi dan lain sebagainya. Jenis
media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti film projector
untuk memproyeksikan film, slide projector untuk memproyeksikan film slide,
OHP untuk memroyeksikan transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini,
maka media tidak akan berfungsi apa-apa.
2) Media yang diproyeksikan
seperti gambar, foto, lukisan, radio dan lain sebagainya.
Dalam kesempatan ini,
penulis akan membahas penggunaan media pembelajaran berbasis Audo-visual.
2.2 Fungsi Penggunaan Media
dalam Proses Pembelajaran
Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang kongkrit, baik
dalam konsep maupun faktanya. Bahkan dalam realitasnya belajar seringkali
bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks, maya dan berada di balik
realitas. Karena itu, media memiliki andil untuk menjelaskan hal-hal yang
abstrak dan menunjukkan hal-hal yang tersembunyi. Ketidakjelasan atau kerumitan
bahan ajar dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Bahkan
dalam hal-hal terttentu media dapat mewakili kekurangan guru dalam mengkomunikasikan
materi pelajaran (Fatthurrohman dan Sutikno, 2010:65-66).
Namun perlu diingat, bahwa peranan media tidak akan terlihat apabila
penggunaannya tidak sejalan dengan esensi tujuan pengajaran yang telah
dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan
untuk menggunakan media. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan
pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan
lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau
kebun binatang. Penggunaan gambar clan foto serta grafik dalam contoh di atas
adalah salah satu cara pembelajaran dengan media pembelajaran. Penggunaan media
pembelajaran dapat mempertinggi proses dan basil pembelajaran adalah berkenaan
dengan taraf berpikir siswa. Taraf berpikir manusia mengikuti tahap
perkembangan dimulai dari berpikir kongkret menuju ke berpikir abstrak, dimulai
dari berpikir sederhana menuju ke berpikir kompleks. Penggunaan media
pembelajaran erat kaitannya dengan tahapan berpikir tersebut sebab melalui
media pembelajaran hal-hal yang abstrak dapat dikongkretkan, dan hal-hal yang
kompleks dapat disederhanakan.
Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses
belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran akan
sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi
pelajaran pada saat itu.
Dalam proses belajar mengajar, fungsi media menurut Nana Sudjana (1991) yakni :
a. Penggunaan media dalam
proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai
fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar
yang efektif;
b.
Penggunaan media pengajaran
merupakan bagian yang integral dan keseluruhan situasi mengajar,
c.
Media dalam pengajaran,
penggunaannya bersifat integral dengan tujuan da nisi pelajaran;
d.
Penggunaan media dalam
pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan
membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru;
e.
Penggunaan media dalam
pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.
2.3 Penggunaan Media
Berbasis Audio-Visual (Film dan Video)
Menurut Wina Sanjaya (2010) media audio visual yaitu jenis media
yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa
dilihat, misalnya rekaman video, film, slide suara, dan lain sebagainya.
Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan menarik.
Media audio visual terdiri atas audio visual diam, yaitu media
yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound
slide), film rangkai suara. Audio visual gerak, yaitu media yang
dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video
cassette. Dan dilihat dari segi keadaannya, media audio visual
dibagi menjadi audio visual murni yaitu unsur suara maupun unsur gambar
berasal dari suatu sumber seperti film audio cassette. Sedangkan audio
visual tidak murni yaitu unsur suara dan gambarnya berasal dari sumber yang
berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slide
proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder.
Dalam hal ini, media audio visual yang digunakan yaitu film atau video. Video sebenarnya
berasal dari bahasa Latin, video-vidi-visum yang artinya melihat
(mempunyai daya penglihatan); dapat melihat (K. Prent dkk., Kamus
Latin-Indonesia, 1969: 926). Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 1119)
mengartikan video dengan: 1) bagian yang memancarkan gambar pada pesawat
televisi; 2) rekaman gambar hidup untuk ditayangkan pada pesawat televisi.
Senada dengan itu, Peter Salim dalam The Contemporary English-Indonesian
Dictionary (1996:2230) memaknainya dengan sesuatu yang berkenaan dengan
penerimaan dan pemancaran gambar. Tidak jauh berbeda dengan dua definisi
tersebut, Smaldino (2008: 374) mengartikannya dengan “The storage of visuals
and their display on television-type screen” (penyimpanan/perekaman gambar
dan penanyangannya pada layar televisi). Dari beberapa definisi di atas, dapat
disimpulkan bahwa video itu berkenaan dengan apa yang dapat dilihat, utamanya
adalah gambar hidup (bergerak; motion), proses perekamannya, dan penayangannya
yang tentunya melibatkan teknologi.
Azhar Arsyad (2002) menyatakan film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar
dalam frame dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor
secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film bergerak
dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan visual yang kontinu. Sama
halnya dengan film, video dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak
bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Kemampuan film dan
video melukiskan gambar hidup dan suara memberinya daya tarik sendiri. Kedua
jenis media ini pada umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan,
dokumentasi, dan pendidikan. Mereka dapat menyajikan informasi, memaparkan
proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan,
menyingkat atau memperpanjang waktu dan mempengaruhi sikap.
2.4 Alasan Memilih Media Berbasis Audio-Visual
dalam Proses Pembelajaran
Mengajar dapat dipandang sebagai usaha yang dilakukan guru agar siswa belajar.
Sedangkan yang dimaksud dengan belajar itu sendiri adalah proses perbahan
tingkah laku melalui pengalaman. Pengalaman itu dapat berupa pengalaman
langsung dan pengalaman tidak langsung. Pembelajaran yang efektif memerlukan
perencanaan yang baik. Oleh karena itu media yang digunakan dalam proses
pembelajaran juga memerlukan perencanaan yang baik.
Sebelum memasuki pembahasan mengenai alasan pemilihan media audio visual dalam
proses pembelajaran, terlebih dahulu mengetahui alasan penggunaan media dalam
pembelajaran. Secara umum dalam memnggunakan media pengajaran, hendaknya guru
memperhatikan sejumlah prinsip-prinsip tertentu agar penggunaan media dapat
mencapai hasil yang baik. Agar media pengajaran yang dipilih itu tepat dan
sesuai dengan prinsip-prinsip pemilihan, perlu juga memperhatikan faktor-faktor
sebagai berikut :
a.
Objektivitas. Metode dipilih bukan atas
kesenangan atau kebutuhan guru, melainkan keperluan sistem belajar. Karena itu
perlu masukan dari siswa.
b.
Program Pengajaran. Program pengajaran yang
akan disampaikan keada anak didik harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku,
baik menyangkut isi, struktur maupun kedalamannya.
c.
Sasaran Program. Media yang digunakan harus
dilihat kesesuaiananya dengan tingkat perkembangan anak didik, baik dari segi
bahasa, sombol-simbol yang digunakan, cara dan kecepatan penyajian maupun waktu
penggunaannya.
d.
Situasi dan kondisi. Yakni situasi dan kondisi
sekolah atau tempat dan ruangan yang akan dipergunakan, baik ukuran,
perlengkapan, maupun ventilasinya, situasi serta kondisi anak didik yang akan
mengikuti pelajaran baik jumlah, motivasi, dan kegairahannya.
e.
Kualitas teknik. Terkait pengecekan keadaan
media sebelum digunakan.
Selanjutnya dalam
menggunakan media pembelajaran, hendaknya guru memperhatikan sejumlah
prinsip-prinsip tertentu agar penggunaan media dapat mencapai hasil yang baik.
Prinsip-prinsip yang dimaksudkan dikemukakan oleh Nana Sudjana (1991) sebagai
berikut :
1) Menetukan jenis media dengan
tepat;
2) Menetapkan atau
mempertimbangkan subyek dengan tepat;
3) Menyajikan media dengan
tepat;
4) Menempatkan atau
memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat.
Berdasarkan pembahasan di
atas, dapat disimpukan bahwa dalam pemilihan metode pembelajaran tentunya
membutuhkan suatu media pembelajaran yang dapat membantu seorang guru dalam
menyampaikan pesan bisa lebih jelas dan dipahami oleh siswa. Selain itu media
pembelajaran dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar yang baru dalam
diri siswa. Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah
meda audio visual. Media ini mempunyai kemampuan yang lebih, karena media ini
mengandalkan dua indera sekaligus, yaitu indera pendengaran dan indera
penglihatan. Dengan media tersebut diharapkan bisa membangkitkan motivasai dalam
belajar dan memperjelas materi yang disampaikan.
Ada banyak kelebihan video
ketika digunakan sebagai media pembelajaran di antaranya menurut Nugent (2005)
dalam Smaldino dkk. (2008: 310), video merupakan media yang cocok untuk
pelbagai ilmu pembelajaran, seperti kelas, kelompok kecil, bahkan satu siswa
seorang diri sekalipun. Hal itu, tidak dapat dilepaskan dari kondisi para siswa
saat ini yang tumbuh berkembang dalam dekapan budaya televisi, di mana paling
tidak setiap 30 menit menayangkan program yang berbeda. Dari itu, video dengan
durasi yang hanya beberapa menit mampu memberikan keluwesan lebih bagi guru dan
dapat mengarahkan pembelajaran secara langsung pada kebutuhan siswa.
Selain itu, menurut Smaldino
sendiri, pembelajaran dengan video multi-suara bisa ditujukan bagi beragam tipe
pebelajar. Teks bisa didisplay dalam aneka bahasa untuk menjelaskan isi video.
Beberapa DVD bahkan menawarkan kemampuan memperlihatkan suatu objek dari
pelbagai sudut pandang yang berbeda. Disc juga memberikan fasilitas indeks
pencarian melalui judul, topik, jejak atau kode-waktu untuk pencarian yang
lebih cepat.
Video juga bisa dimanfaatkan
untuk hampir semua topik, tipe pebelajar, dan setiap ranah: kognitif, afektif,
psikomotorik, dan interpersonal. Pada ranah kognitif, pebelajar bisa
mengobservasi rekreasi dramatis dari kejadian sejarah masa lalu dan rekaman
aktual dari peristiwa terkini, karena unsur warna, suara dan gerak di sini
mampu membuat karakter berasa lebih hidup. Selain itu menonton video, setelah
atau sebelum membaca, dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap materi ajar.
Lebih dari itu, manfaat dan
karakteristik lain dari media video atau film dalam meningkatkan efektifitas
dan efesiensi proses pembelajaran, di antaranya adalah (Munadi, 2008: 127;
Smaldino, 2008: 311-312):
a) Mengatasi jarak dan waktu
b) Mampu menggambarkan
peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang singkat
c) Dapat membawa siswa
berpetualang dari negara satu ke negara lainnya, dan dari masa yang satu ke masa
yang lain.
d) Dapat diulang-ulang bila
perlu untuk menambah kejelasan
e) Pesan yang disampaikannya
cepat dan mudah diingat.
f) Megembangkan pikiran dan
pendapat para siswa
g) Mengembangkan imajinasi
h) Memperjelas hal-hal yang abstrak
dan memberikan penjelasan yang lebih realistic
i) Mampu berperan sebagai media
utama untuk mendokumentasikan realitas sosial yang akan dibedah di dalam kelas
j) Mampu berperan sebagai
storyteller yang dapat memancing kreativitas peserta didik dalam
mengekspresikan gagasannya.
2.5 Manfaat Mengguanakan Media Berbasis
Audio-Visual (Film atau Video)
Beberapa manfaat menggunakan
media berbasis Audio visual (film atau video) yaitu karena kelebihan atau
keuntungan dari media tersebut, diantaranya :
a) Film dan video dapat
melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika mereka membaca,
berdiskusi, praktik, dan lain-lain. Film merupakan pengganti alam sekitar dan
bahkan dapat menunjukkan objek yang secara normal tidak dapat dilihat, seperti
cara kerja jantung ketika berdenyut;
b) Film dan video dapat
menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara
berulang-ulang jika dipandang perlu.
c) Disamping mendorong dan
meningkatkan motivasi, film dan video menanamkan sikap dan segi-segi afektif
lainnya.
d) Film dan video yang
mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam
kelompok siswa.
e) Film dan video dapat
menyajikan eristiwa yang berbahya bila dilihat secara langsung;
f) Film dan video dapat
ditunjukkan kepada kelompok besar atau kecil, kelompok yang heterogen, maupun
perorangan.
g) Dengan kemampuan dan teknik
pengambilan gambar, frame demi frame, film yang dalam kecepatan normal memakan
waktu satu minggu dapat ditampilkan satu atau dua menit.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam aktivitas pembelajaran, media dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang
dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara
pendidik dengan peserta didik. Macam-macam media dapat dibagi menjadi 3,
berdasarkan sifatnya, kemampuan jangkauannya, dan berdasarkan cara atau teknik
pemakaiannya. Fungsi pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu keefektifan
proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.
Media audio visual
terdiri atas audio visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan
gambar diam seperti film bingkai suara (sound slide), film rangkai
suara. Audio visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur
suara dan gambar yang bergerak. . Media ini mempunyai kemampuan yang lebih,
karena media ini mengandalkan dua indera sekaligus, yaitu indera pendengaran
dan indera penglihatan. Dengan media tersebut diharapkan bisa membangkitkan
motivasai dalam belajar dan memperjelas materi yang disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Fathurrohman dan Sutikno. 2010. Strategi Belajar
Mengajar. Bandung: Refika Aditama.
Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar